Tuesday, October 9, 2012

Dinda : Burung Kakak

Di suatu sekolah Taman Kanak-kanak.

"Selamat Pagi anak-anak"
"Selamat pagi Bu Guru......" jawab serempak semua murid kanak-kanak.
"Hari ini kita akan belajar bernyanyi"
"Hore...hore...hore..."
"Siapa yang mau bernyanyi dengan Ibu Guru? Siapa hayo....?"
"Saya...saya...saya..."

Suasana jadi gaduh seperti pasar pagi yang diserang oleh ibu-ibu,
suara ada disana-sini,,,menyanyi seadanya dengan lafal kurang jelas
ada yang nyanyi sambil teriak-teriak
ada yang nyanyi dimulut saja
ada yang diam sambil senam bibir siap mengeluarkan teriakan dahsyat dan hujan air mata.
ada juga yang diam terbengong melihat tingkah dan kelakuan aneh dari teman-temannya. Sebut saja namanya Dinda, anak perempuan yang pendiam, mudah bergaul serta cerdas.

Ibu guru yang penyabar siap beraksi seperti pahlahwan bertopeng yang keluar untuk menyelamatkan bumi.

"OK anak-anak, siapa yang mau bernyanyi duluan?"

suara bu guru lenyap ditelan suara anak-anak

Dengan sikap tegas dan sabar tentunya bu guru siap melontarkan suara emas 19 karat yang dimilikinya.
Bu guru bernyanyi dengan santai dan diikuti oleh anan-anak didekatnya yang sedari tadi telah memperhatikan, lambat laun pasar pun mulai surut dan para pedagang telah pulang karena dagangannya sudah laku diborong pembeli.
Anak-anak terpaku mendengar suara bu guru dan mulai mengikuti alunan suara bu guru dan bernyanyi bersama.

"OK, sekarang giliran Dinda untuk nyanyi maju ke depan" seru Bu Guru.

Dinda beranjak dari tempat duduk dan maju kedepan sambil menebar senyum manisnya ke pada teman-temannya.

"Dinda mau nyanyi apa?" tanya bu Guru.
 "Din...da...mau nya...nyi..." jawab dinda sambil memikirkan lagu yang mau dinyanyikan.

bu Guru sabar menanti jawaban Dinda diikuti rasa penasaran oleh teman-teman Dinda.

"Din...da mau nyanyi 'Burung Kakak Tua' bu Guru"
"Ya, silahkan Dinda"

suara merdu Dinda keluar dan diikuti oleh teman-temannya


Burung kakak tua
Hinggap di jendela
Nenek sudah tua
Giginya tinggal tua
 
Trek-jing … trek-jing …
Trek-jing tra-la-la

Trek-jing … trek-jing …
Trek-jing tra-la-la


Trek-jing … trek-jing …
Trek-jing tra-la-la
Burung kakak tua

Suara tepuk tangan mengiringi akhir lagu Dinda

"Bu Guru, Dinda punya lagu baru nih"
"Lagu apa Dinda?" Bu Guru penasaran
"La...gu burung kaka saya Bu Guru"
"Oh ya...?"
"Silakan kalau mau nyanyi lagi." kata bu Guru

Dinda mengangguk-angkuk dan siap untuk bernyanyi lagi

Burung kakak saya
Lebat sekali bulunya
aku tak percaya
gede banget burungnya

Kata ibu saya
Itu miliknya
Ayah juga punya
hitamlah warnanya

Dinda senyum kegirangan setelah menyelesaikan lagunya.
Disambut suara tepuk tangan dari temen-temen Dinda serta sorak-sorak khas anak kesil menggema di ruangan kelas.
Bu Guru diam tertegun dan menggelengkan kepalanya karena aneh melihat Dinda menyanyikan lagi yang sedikit berbau porno tersebut.
Bu Guru yang penyabar itu mulai bertanya kepada Dinda.

"Dinda lagu apa yang dinyanyikan barusan"
"Lagu ciptaan Dinda Bu Guru, di batu sama kakak Dinda kemaren"
"Kakak Dinda?" Bu Guru kaget.
"Iya...kemaren hari minggu Dinda ikut kakak ke pasar burung"
"banyaaakk...banget burung disana Bu Guru"
"Ada yang hitam, hijau, coklat, yang merah juga ada Bu"
"Terus kakak beli yang warna hitam, sama kayak punya ayah juga hitam"

Bu guru hanya bisa diam berjuta bahasa, karena telah berprasangka negatif pada anak sepolos Dinda.




No comments: