yeah...nge-blog lagi
gak ada kerjaan di kantor, dari pada bengong mikirin yang nggak-nggak dan halusinasi yang macem-macem terus menjurus ke perbuatan negatif yang berujung ke BNN nemenin Raffi, gue putusin buat nulis lage...
setiap orang pasti mempunyai benda kesayangan dan benda tersebut mengandung nilai cerita yang unik, mengagumkan bahkan ada juga yang berbau mistis. Benda benda yang bersejarah dalam hidupnya tersebut akan disimpan baik - baik dan sangat hati-hati sekali hingga cerita tersebut melegenda dan banyak dikenal oleh masyarakat luas.
berawal dari hobby barunya "potret-memotret" dan gak bisa berhenti kalo liat camera ngangur bahkan hujan petir sampai banjir gorong-gorong yang sesuatu pun gak dapat menghentikan aksi Budi di depan camera. #bancicamera
Budi yang doyan browsing dan beli barang online tergiur dengan benda yang hitam melinggkar dan bolong ditengah, bukan donat dan bukan ban tapi sepasang gelang lensa yang biasa dipakai oleh photografer kerena gelang tersebut bertema lensa profesional.
si Budi ngebet banget dengan gelang lensa hingga terbawa mimpi dan akhirnya mimpi basah,
Budi memutuskan membeli lewat kurir langganannya
setelah transaksi online yang dilakukan oleh Budi dengan mafia penjual gelang lensa budi bergegas mengambil pesanannya di tempat yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah pulang kerja Budi langsung ngacir tanpa memperdulikan apa yang terjadi dan menerobos apa yang didepannya seperti pencuri sendal di masjid yang kepergok pak Ustadz yang sedang ngajar ngaji.
Hujan lebat turun mengiringi perjuangan Budi, serasa terharu oleh perjuangan yang dilakukan Budi, hingga tak sadar apa yang terjadi dibalik itu semua.
Baju basah celana dalampun ikut basah karena gak mau ketinggalan teman-temannya.
Budi menahan rasa malunya kepada ibu kost lama untuk mengambil barang impiannya, hingga urat malunya pun gak mau nyambung lagi.
Hingga akhirnya gelang lensa yang jadi impiannya bisa dipeluk dan diciumnya.
Hati budi girang bukan kepalang, sampe gak terasa ikut main hujan-hujanan dengan anak kecil sekitar komplek tanpa pake baju (mengulang masa kecil yang gak keturutan sampe sekarang)
tapi apa yang terjadi dibalik kegembiraan Budi?
"Jeng...jeng..." (musik khas sinetron mulai terdengar dan permainan lensa zoom dari kameramen)
Menang Lotre? (Gak mungkin banget)
Dapet bonus dari penjual? (Tambah gak buangetz)
Ato ada yang nunggu di kost-an? (Itu merupakan hal yang mustahil dari budi karena dia tuna asmara)
Terus apaan dong??? (kepo)
Kegembiraan Budi menciut seperti kerupuk disiram kuah sop yang masih anget, apalagi lagi hujan gede enaknya memang yang anget-anget.
Budi kaget ketika membuka pintu kost-nya kemudian dengan spontan langsung membenturkan kepalanya di dinding dengan harapan amnesia akan hari ini, tapi usaha itu sia-sia, apa yang dihadapan budi gak berubah. Dengan misi yang sama Budi ngambil gunting di atas lemari kemudian mulai menusukan ke dada kirinya dan lenyap sudah memori yang terekam di otaknya.
Melihat apa yang terjadi di kamar kost barunya yang baru pindah belum genap satu semester ini. Dinding yang penuh dengan air kencing hujan yang membentuk lukisan, atap kost-an meneteskan stalaktit yang tak kunjung henti dan barang-barang Budi sudah pandai berenang bagai atlet renang profesional.
Kasur dan bantal basah, TV, DVD, Magic Com, dan lemari habis mandi air hujan.
hati Budi sudah tercabik-cabik dan hidup segan gak mau mati muda melihat ke kejadian itu.
kost-an mahal pun gak menjamin kualitas dan kenyamanan yang diterima Budi.
yab, dan gelang lensa tersebut menjadi saksi bisu peristiwa hari itu.
Budi pun menjaga dengan baik gelang lensa itu tapi suatu hari gelang itu pun berpindah tangan tanpa alasan yang berarti
gue banget dah. #gakmodal
Benda apa yang keramat bagi loe sob?
Wednesday, January 30, 2013
Friday, January 25, 2013
Pembalut
"Bludg...Daarrrr..."
"Kkrrsss...Ssrrrr..."
"Ahh...lega..." seru Ano.
"Kenapa loe No?" tanya gue.
"Perut gue mules nih" sambil usap-usap perut "dari tadi brontak mulu"
"Diobatin dong, ambil di P3K" seru gue
"Udah 3 butir tadi, gak nendang"
"Sini gue tendang" semangat empat lima gue membahana bangkit dari kursi dengan posisi kuda-kuda
"Ah gila loe, temen lagi susah malah di kasih bonus" Ano menggerutu dengan posisi siaga
"hehehe..." suara cekikian dari beberapa temen kantor.
Ano ngeloyor duduk di kursi kerja sambil menahan perutnya yang masih menggelar konser ekslusif.
"Blkghhhh..." Ano lari ngibrit ke toilet lagi, menggemparkan seisi kantor.
Udah sekian kali Ano keluar masuk toilet, gak bisa dihitung dengan jari kaki lagi
Jam pulang kerja sebentar lagi, Ano masih terbelit dengan masalahnya.
"To, gimana nih pulangnya, gue gak mau ntar keluar dijalan" tanya Ano.
"Terus gimana dong apa mau nginap aja dikantor?" jawab gue sok bijak
"Jiah, enak aja loe, ntar ditemenin mbak kunti, hii...atut!"
"so..." jawab gue datar serasa gak berdosa
"dasar dungu...disuruh nyari solusi malah belaga bego" bentak Ano sambil nonyo kepala gue
"tunggu bentar lagi nyari wahyu nih" jawab gue sambil kedua tangan di kepala menjadi radar
"hei...perut gue once, malah becan...da..." Ano terbata-bata sambil ngibrit ke toilet
selang beberapa waktu dan Ano kembali dari berburunya
"Udah ketemu belom?" Ano penasaran
"Aha..." gue senyum-senyum sendiri ngebayangin ide gue yang jenius
"malah senyum-senyum sendiri, saraf loe"
"Udah dong..." gue masih senyum geli
"apaan, buruan bilang" Ano semakin penasaran mendekat ke gue "jangan yang aneh-aneh ya, awas"
"Mau di kasih tahu gak, kalo gak ya udah, selamat berjuang sendiri" gue mencoba jual mahal dan hati gue ketawa geli
"ya udah apaan?" pinta Ano memaksa
"Sabar-sabar" gue beranjak dari tempat duduk meninggalkan Ano
langkah gue menuju lemari persediaan barang dan minta barang yang gue maksudtersebut ke petugas jaga
tapi petugas itu kaget dan sempat shock hinga tak bernapas,
gue beri nafas buatan beraomakan pete dan jengkol, belum sempat nempel petugas itu sudah siuman duluan sambil muntah-muntah
Gue samperin Ano sambil ngasih benda yang gue maksud.
"Gila loe, emang gue cowok apaan?"Ano nyemprot gue "disuruh pake pembalut cewek!" darah Ano udah mulai diubun-ubun.
"ya..ini solusinya kalo mau pulang biar gak kemana-mana" jawab gue santai sambil naruh pembalut ke tangannya.
Ano masih bingung dengan benda yang ditangannya.
"Tetthhh....Tettthhh...Tettthh..." bunyi bel kantor.
karyawan sudah mulai meninggalkan ruangan.
Ano masih duduk di kursinya.
"Duluan ya Ano..." sapa gue sambil berlalu.
"iya..." jawab Ano datar
Next Day...
"Gimana misinya sukses?" sapa gue
"Sukses apanya, sakit dudul" Ano mengadu
"Lha kok bisa!" gue pasang muka kepo "tinggal taroh doang, beres"
"itu...itu..."Ano mulai ragu
"Itu...itu..., ngomong yang jelas, nggak ngerti..."
"rambut kemaluan gue nempel ONCE..." Ano menjelaskan sedikit malu
"Wkwkwk...kok bisa, hahahah...." gue spontan gak bisa nahan tawa
"pelan-pelan, gue malu dudul" Ano berusaha membungkam mulut gue pake sendal
"hahahah...." gue masih ketawa sambil loncat jumping
"kemaren gue pake tuh pembalut sialan, perekatnya gue lepas"
"terus" gue penasaran
"gue nempelnya keatas, nempel semua rambut gue" muka Ano kemerahan
"hahahah...dasar, saraf loe" gue masih jingrak-jingkrak
"Plughhh...." dengan sukses Ano melempar buku setebal tembok China ke pala gue.
Do You Want A Try....
"Kkrrsss...Ssrrrr..."
"Ahh...lega..." seru Ano.
"Kenapa loe No?" tanya gue.
"Perut gue mules nih" sambil usap-usap perut "dari tadi brontak mulu"
"Diobatin dong, ambil di P3K" seru gue
"Udah 3 butir tadi, gak nendang"
"Sini gue tendang" semangat empat lima gue membahana bangkit dari kursi dengan posisi kuda-kuda
"Ah gila loe, temen lagi susah malah di kasih bonus" Ano menggerutu dengan posisi siaga
"hehehe..." suara cekikian dari beberapa temen kantor.
Ano ngeloyor duduk di kursi kerja sambil menahan perutnya yang masih menggelar konser ekslusif.
"Blkghhhh..." Ano lari ngibrit ke toilet lagi, menggemparkan seisi kantor.
Udah sekian kali Ano keluar masuk toilet, gak bisa dihitung dengan jari kaki lagi
Jam pulang kerja sebentar lagi, Ano masih terbelit dengan masalahnya.
"To, gimana nih pulangnya, gue gak mau ntar keluar dijalan" tanya Ano.
"Terus gimana dong apa mau nginap aja dikantor?" jawab gue sok bijak
"Jiah, enak aja loe, ntar ditemenin mbak kunti, hii...atut!"
"so..." jawab gue datar serasa gak berdosa
"dasar dungu...disuruh nyari solusi malah belaga bego" bentak Ano sambil nonyo kepala gue
"tunggu bentar lagi nyari wahyu nih" jawab gue sambil kedua tangan di kepala menjadi radar
"hei...perut gue once, malah becan...da..." Ano terbata-bata sambil ngibrit ke toilet
selang beberapa waktu dan Ano kembali dari berburunya
"Udah ketemu belom?" Ano penasaran
"Aha..." gue senyum-senyum sendiri ngebayangin ide gue yang jenius
"malah senyum-senyum sendiri, saraf loe"
"Udah dong..." gue masih senyum geli
"apaan, buruan bilang" Ano semakin penasaran mendekat ke gue "jangan yang aneh-aneh ya, awas"
"Mau di kasih tahu gak, kalo gak ya udah, selamat berjuang sendiri" gue mencoba jual mahal dan hati gue ketawa geli
"ya udah apaan?" pinta Ano memaksa
"Sabar-sabar" gue beranjak dari tempat duduk meninggalkan Ano
langkah gue menuju lemari persediaan barang dan minta barang yang gue maksudtersebut ke petugas jaga
tapi petugas itu kaget dan sempat shock hinga tak bernapas,
gue beri nafas buatan beraomakan pete dan jengkol, belum sempat nempel petugas itu sudah siuman duluan sambil muntah-muntah
Gue samperin Ano sambil ngasih benda yang gue maksud.
"Gila loe, emang gue cowok apaan?"Ano nyemprot gue "disuruh pake pembalut cewek!" darah Ano udah mulai diubun-ubun.
"ya..ini solusinya kalo mau pulang biar gak kemana-mana" jawab gue santai sambil naruh pembalut ke tangannya.
Ano masih bingung dengan benda yang ditangannya.
"Tetthhh....Tettthhh...Tettthh..." bunyi bel kantor.
karyawan sudah mulai meninggalkan ruangan.
Ano masih duduk di kursinya.
"Duluan ya Ano..." sapa gue sambil berlalu.
"iya..." jawab Ano datar
Next Day...
"Gimana misinya sukses?" sapa gue
"Sukses apanya, sakit dudul" Ano mengadu
"Lha kok bisa!" gue pasang muka kepo "tinggal taroh doang, beres"
"itu...itu..."Ano mulai ragu
"Itu...itu..., ngomong yang jelas, nggak ngerti..."
"rambut kemaluan gue nempel ONCE..." Ano menjelaskan sedikit malu
"Wkwkwk...kok bisa, hahahah...." gue spontan gak bisa nahan tawa
"pelan-pelan, gue malu dudul" Ano berusaha membungkam mulut gue pake sendal
"hahahah...." gue masih ketawa sambil loncat jumping
"kemaren gue pake tuh pembalut sialan, perekatnya gue lepas"
"terus" gue penasaran
"gue nempelnya keatas, nempel semua rambut gue" muka Ano kemerahan
"hahahah...dasar, saraf loe" gue masih jingrak-jingkrak
"Plughhh...." dengan sukses Ano melempar buku setebal tembok China ke pala gue.
Do You Want A Try....
Wednesday, January 23, 2013
aku dan asongan
Dunia ini berputar, seperti bola yang ditendang Si Madun,
bola pingpong yang masuk kantong kosong...
bolehkah aku membelai, rambutmu yang krebo seperti Aliya biangkerok...
lho kok malah acara sinetron gini...
Kehidupan manusia seperti air laut yang kadang pasang kadang surut, bisa diibaratkan suatu saat kita ada diatas dengan segala apa yang kita punya dan ada kalanya kita dibawah dengan keterbatasan yang kita bisa.
kali ini gue akan bercerita tentang seorang sahabat yang menginspirasi gue untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Sebut saja dia Tofa, yap!!! sahabat gue dari SMK dulu.
Tofa orangnya agamis dan selalu tekun dalam beribadah, dia anak yatim dan hidup secara mandiri dari kecil, Tofa adalah anak sulung dari empat bersaudara, mempunyai watak yang saling membantu tanpa pamrih serta humoris dengan wajah yang berbentuk kotak dan teman-teman biasa sebut spongebob...
Singkat cerita setelah luluys SMK, Tofa berangkat merantau duluan dengan teman-teman yang lain karena gue gak lolos Seleksi Test dari perusahaan terkait. Gue ikhlasin aja kepergian teman-teman gue mungkin itu rezeki mereka. Gue gak putus asa untuk ngejar rezeki itu hingga Yogja. Saking Bodoh dan Dungu nya gue, wawancara pakai SENDAL JEPIT pengalaman pertama yang tak mungkin gue lupakan dalam sepanjang sejarah hidup gue. Ya jelas saja gue ditolak mentah-mentah,,,bagai sayur tanpa garam, gak ada rasanya...
Beberapa bulan kemudian gue dapat panggilan kerja dan itu pengalaman pertama gue kerja dan merantau jauh dari keluarga. Gue dengar dengan telinga kelinci gue sendiri ditambah mata sapi gue sendiri, "Cah cilik kok wis kerjo, sekolah wae mengko goleki mbok'e" kata seorang supervisor di perusahaan itu.
Gue emang masih kecil dan unyu-unyu terus masalah buat loe...
Hingga akhirnya gue bertemu dengan Tofa di perantauan. Gak banyak yang berubah dari dia dan yang jelas dia lebih tekun beribadah.
Terdengar kabar bahwa Tofa telah habis kontrak dengan perusahaannya, gue ikut prihatin dan bantu untuk cari info LOWKER.
Gue tercengang dan kaget hingga jatuh dari lantai 13 kebawah nabrak tronton, ketika gue main ke kontrakannya. Banyak bungkusan kacang telor yang disuguhkan ke gue...
"Masak sih beli kacang sebanyak itu? kurang kerjaan aja" pikir gue dalam hati.
Gue gak enak hati tanya langsung ke Tofa takut ntar tersinggung.
Beberapa kemudian gue denger kabar kalo Tofa memang udah gak kerja dan jadi pedagang asongan untuk bertahan hidup di rantau.
Gue sangat prihatin dengan Tofa, gimana perasaannya dan kondisinya saat itu, ditambah adik-adiknya masih sekolah dan butuh biaya yang tak sedikit sedangkan ibunya adalah penjual di pasar tradisional yang gak bisa dipastikan penghasilan perharinya.
Tapi gue salut dengan kegigihannya untuk tidak putus asa, selalu ada cara untuk meraih impian dan yang jelas cara yang positif yang dipakainya.
kegigihan dan perjuangannya pun tak sia-sia, lamaran yang dikirimnya satu per satu berbunga dan sekarang giliran Tofa untuk memilih bunga mana yang akan ia petik.
lari-lari mengejar bunga hingga durinya pun tak ia rasakan saat menusuk tangan dan hatinya
hingga akhirnya bunga impian tergenggam erat di tangannya, walaupun akan lalu dimakan waktu itu cukup untuk bertahan beberapa waktu...
dan insiden tersebut terjadi tanpa di undang dan tanpa di jemput...
Awalnya gue hanya mengajuin cuti 1 hari, ternyata Allah memberikan gue lebih, akhirnya gue harus rela cuti panjang dan selamanya ketika si jago merah marah, dengan brutalnya menghabiskan apa yang ada dihadapannya. Hanya sekejap tak kurang dari 2 jam dengan sukses dan predikat Cumlude
Gue hanya bisa diam menatap kosong didepan si jago merah, gue gak tahu apa yang akan terjadi didepan dan gue pasrah...
Setelah peristiwa malam kelam itu akhirnya gue jadi pengangguran dengan sukses. Gue bisa lebih bebas dai biasanya tanpa ada ikatan waktu untuk kerja dan gue juga bisa lebih lama untuk nongkrong dan ngumpul barem temen-temen kampus, gue nikmatin itu semua seperti air mengalir mencari titik terendah hingga bayaran kuliah pun ikut nunggak dan persediaan bahan baku perusahaan di atm gue juga ikut menipis.
Bulu ketek gue panas kebakaran bingung apa yang akan gue lakuin, lamaran sudah gue kirim kemana-mana dan akhirnya ucapan terima kasih yang gue dapat.
Sempat terpikir apa yang pernah dilakukan oleh Tofa. Yap! Pedangang asongan.
Gue gak pikir panjang dan yang terpenting gue bisa makan dan mengisi hari-hari gue dengan kegiatan.
Lama sekali mencocokan waktu gue kuliah dan waktu luang Tofa.
Hingga pada akhirnya gue terus terang ke Tofa untuk gue gali ilmunya dalam hal Asongan.
Tofa memberikan penjelasan gimana kejamnya jadi asongan.
Tekat gue udah bulat sekarang bukan seperti bola lagi tapi seperti bakso...
So hari training pun dimulai,
sebenarnya Tofa sudah gak lama berhenti semenjak kerja lagi, tapi di bela-belain untuk ngajarin gue,
gue juga tahu kalau gak hanya jualan kacang dan permen aja yang pernah dilakukannya, tapi ganti-ganti mengikuti apa yang sedang trend, pernah juga dia jualan senter serba guna, ada juga terompet, korek kuping elastis juga pernah dia jual, stiker bernuansa islamic itu yang terakhir yang ia ajarkan ke gue...
area jualnya hanya dalam bis antar kota saja, dari halte ke halte...
dan gak sedikit yang melakukan profesi ini, bahkan ada juga anak kecil hingga wanita hamil pun juga menaruh rezekinya dalam profesi ini.
Saingannya gak hanya penjual kacang dan permen serupa, tapi juga ada penjual buku, aneka barang dan pengamen.
Gue hanya satu cloter cukup untuk belajar singkat hari ini, dari tol barat Cikarang - Jatibening, Jatibening - Komdak, Komdak - Jatibening, Jatibening - Cibitung, Cibitung - Terminal Cikarang.
Untuk bahan-bahannya tebilang murah dan mudah didapat, gue diajak Tofa untuk belanja di pedagang grosir di daerah Jatibening, dan kita tinggal bungkus sendiri sesuai selera dirumah. Dengan duit Rp. 50.000 kita bisa dapat kacang telor, permen jahe dan permen asam beserta plastik dan label namanya.
Hari ke-2...
Ini jadi awal gue jadi pedagang asongan, yap dengan plastik besar berisikan kacang dan permen gue masukan ke tas, gue masih malu kalau ketahuan tetangga atau temen kontrakan gue...
Setelah masuk bis dan gue langsung beraksi di depan banyak orang,
gue gugup dan stres tingkat kecamatan, pertama kali gue ngomong didepan orang banyak dengan situasi dan kondisi di dalam bus.
keringat dingin keluar, suara gue bergetar perut gue juga protes dengan kejadian ini,
nasi telah jadi lontong, but show must go on....
gue berjalan dari depan ke belakang sambil membagikan barang gue, tak lupa senyum gue lontarkan kepada mereka yang diem dan pura-pura gak liat bahkan pura-pura tidur,
pertama kali lumayan, 5 bungkus terjual dan Rp. 5000 masuk kantong saya,
dalam berjualan di bus juga ada aturannya, apalagi dalam bus tersebut ada lebih dari satu yang ingin mengais rezekinya, hanya beberapa menit saja untuk berjualan karena bus tersebut lewat tol jadi bisa dipastikan sekitar 20 - 30 menit bus itu akan sampai pintu tol berikutnya
ada juga pembeli yang bohong, saat gue naruh 3 bungkus kacang dan gue balik lagi untuk ngambil eh ternyata dia beli satu doang, terus yang satu dikembalikan dan yang satu lagi ngumpet gak tahu dimana dan sekarang masih mencari teka teki besar
dari seharian berjualan, hasilnya sungguh memuaskan, modal gue udah balik, dan dengan sangat bodohnya saat itu gue putusin untuk membeli bahan baku lage, kali ini gue sendirian.
Yap, stock barang gue udah banyak dan siap untuk beraksi kembali
Hari ke-3...
Gue udah mulai males untuk melanjutkan misi ini, dan hari-hari senanjutnya rasa males itu semakin membunuhku dan akhirnya bahan baku yang gue jual gue bagi-bagi ke temen kampus gue...
Buat loe yang lagi jobless alias gak kerja ato nganggur cara ini bisa loe lakuin untuk ngisi waktu libur loe dan nunggu panggilan dari perusahaan yang loe lamar...
Ini juga bisa loe lakuin untuk menambah rasa percaya diri loe ngadepin orang banyak di muka umum.
SELAMAT MENCOBA...
bola pingpong yang masuk kantong kosong...
bolehkah aku membelai, rambutmu yang krebo seperti Aliya biangkerok...
lho kok malah acara sinetron gini...
Kehidupan manusia seperti air laut yang kadang pasang kadang surut, bisa diibaratkan suatu saat kita ada diatas dengan segala apa yang kita punya dan ada kalanya kita dibawah dengan keterbatasan yang kita bisa.
kali ini gue akan bercerita tentang seorang sahabat yang menginspirasi gue untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Sebut saja dia Tofa, yap!!! sahabat gue dari SMK dulu.
Tofa orangnya agamis dan selalu tekun dalam beribadah, dia anak yatim dan hidup secara mandiri dari kecil, Tofa adalah anak sulung dari empat bersaudara, mempunyai watak yang saling membantu tanpa pamrih serta humoris dengan wajah yang berbentuk kotak dan teman-teman biasa sebut spongebob...
Singkat cerita setelah luluys SMK, Tofa berangkat merantau duluan dengan teman-teman yang lain karena gue gak lolos Seleksi Test dari perusahaan terkait. Gue ikhlasin aja kepergian teman-teman gue mungkin itu rezeki mereka. Gue gak putus asa untuk ngejar rezeki itu hingga Yogja. Saking Bodoh dan Dungu nya gue, wawancara pakai SENDAL JEPIT pengalaman pertama yang tak mungkin gue lupakan dalam sepanjang sejarah hidup gue. Ya jelas saja gue ditolak mentah-mentah,,,bagai sayur tanpa garam, gak ada rasanya...
Beberapa bulan kemudian gue dapat panggilan kerja dan itu pengalaman pertama gue kerja dan merantau jauh dari keluarga. Gue dengar dengan telinga kelinci gue sendiri ditambah mata sapi gue sendiri, "Cah cilik kok wis kerjo, sekolah wae mengko goleki mbok'e" kata seorang supervisor di perusahaan itu.
Gue emang masih kecil dan unyu-unyu terus masalah buat loe...
Hingga akhirnya gue bertemu dengan Tofa di perantauan. Gak banyak yang berubah dari dia dan yang jelas dia lebih tekun beribadah.
Terdengar kabar bahwa Tofa telah habis kontrak dengan perusahaannya, gue ikut prihatin dan bantu untuk cari info LOWKER.
Gue tercengang dan kaget hingga jatuh dari lantai 13 kebawah nabrak tronton, ketika gue main ke kontrakannya. Banyak bungkusan kacang telor yang disuguhkan ke gue...
"Masak sih beli kacang sebanyak itu? kurang kerjaan aja" pikir gue dalam hati.
Gue gak enak hati tanya langsung ke Tofa takut ntar tersinggung.
Beberapa kemudian gue denger kabar kalo Tofa memang udah gak kerja dan jadi pedagang asongan untuk bertahan hidup di rantau.
Gue sangat prihatin dengan Tofa, gimana perasaannya dan kondisinya saat itu, ditambah adik-adiknya masih sekolah dan butuh biaya yang tak sedikit sedangkan ibunya adalah penjual di pasar tradisional yang gak bisa dipastikan penghasilan perharinya.
Tapi gue salut dengan kegigihannya untuk tidak putus asa, selalu ada cara untuk meraih impian dan yang jelas cara yang positif yang dipakainya.
kegigihan dan perjuangannya pun tak sia-sia, lamaran yang dikirimnya satu per satu berbunga dan sekarang giliran Tofa untuk memilih bunga mana yang akan ia petik.
lari-lari mengejar bunga hingga durinya pun tak ia rasakan saat menusuk tangan dan hatinya
hingga akhirnya bunga impian tergenggam erat di tangannya, walaupun akan lalu dimakan waktu itu cukup untuk bertahan beberapa waktu...
dan insiden tersebut terjadi tanpa di undang dan tanpa di jemput...
Awalnya gue hanya mengajuin cuti 1 hari, ternyata Allah memberikan gue lebih, akhirnya gue harus rela cuti panjang dan selamanya ketika si jago merah marah, dengan brutalnya menghabiskan apa yang ada dihadapannya. Hanya sekejap tak kurang dari 2 jam dengan sukses dan predikat Cumlude
Gue hanya bisa diam menatap kosong didepan si jago merah, gue gak tahu apa yang akan terjadi didepan dan gue pasrah...
Setelah peristiwa malam kelam itu akhirnya gue jadi pengangguran dengan sukses. Gue bisa lebih bebas dai biasanya tanpa ada ikatan waktu untuk kerja dan gue juga bisa lebih lama untuk nongkrong dan ngumpul barem temen-temen kampus, gue nikmatin itu semua seperti air mengalir mencari titik terendah hingga bayaran kuliah pun ikut nunggak dan persediaan bahan baku perusahaan di atm gue juga ikut menipis.
Bulu ketek gue panas kebakaran bingung apa yang akan gue lakuin, lamaran sudah gue kirim kemana-mana dan akhirnya ucapan terima kasih yang gue dapat.
Sempat terpikir apa yang pernah dilakukan oleh Tofa. Yap! Pedangang asongan.
Gue gak pikir panjang dan yang terpenting gue bisa makan dan mengisi hari-hari gue dengan kegiatan.
Lama sekali mencocokan waktu gue kuliah dan waktu luang Tofa.
Hingga pada akhirnya gue terus terang ke Tofa untuk gue gali ilmunya dalam hal Asongan.
Tofa memberikan penjelasan gimana kejamnya jadi asongan.
Tekat gue udah bulat sekarang bukan seperti bola lagi tapi seperti bakso...
So hari training pun dimulai,
sebenarnya Tofa sudah gak lama berhenti semenjak kerja lagi, tapi di bela-belain untuk ngajarin gue,
gue juga tahu kalau gak hanya jualan kacang dan permen aja yang pernah dilakukannya, tapi ganti-ganti mengikuti apa yang sedang trend, pernah juga dia jualan senter serba guna, ada juga terompet, korek kuping elastis juga pernah dia jual, stiker bernuansa islamic itu yang terakhir yang ia ajarkan ke gue...
area jualnya hanya dalam bis antar kota saja, dari halte ke halte...
dan gak sedikit yang melakukan profesi ini, bahkan ada juga anak kecil hingga wanita hamil pun juga menaruh rezekinya dalam profesi ini.
Saingannya gak hanya penjual kacang dan permen serupa, tapi juga ada penjual buku, aneka barang dan pengamen.
Gue hanya satu cloter cukup untuk belajar singkat hari ini, dari tol barat Cikarang - Jatibening, Jatibening - Komdak, Komdak - Jatibening, Jatibening - Cibitung, Cibitung - Terminal Cikarang.
Untuk bahan-bahannya tebilang murah dan mudah didapat, gue diajak Tofa untuk belanja di pedagang grosir di daerah Jatibening, dan kita tinggal bungkus sendiri sesuai selera dirumah. Dengan duit Rp. 50.000 kita bisa dapat kacang telor, permen jahe dan permen asam beserta plastik dan label namanya.
Hari ke-2...
Ini jadi awal gue jadi pedagang asongan, yap dengan plastik besar berisikan kacang dan permen gue masukan ke tas, gue masih malu kalau ketahuan tetangga atau temen kontrakan gue...
Setelah masuk bis dan gue langsung beraksi di depan banyak orang,
gue gugup dan stres tingkat kecamatan, pertama kali gue ngomong didepan orang banyak dengan situasi dan kondisi di dalam bus.
keringat dingin keluar, suara gue bergetar perut gue juga protes dengan kejadian ini,
nasi telah jadi lontong, but show must go on....
gue berjalan dari depan ke belakang sambil membagikan barang gue, tak lupa senyum gue lontarkan kepada mereka yang diem dan pura-pura gak liat bahkan pura-pura tidur,
pertama kali lumayan, 5 bungkus terjual dan Rp. 5000 masuk kantong saya,
dalam berjualan di bus juga ada aturannya, apalagi dalam bus tersebut ada lebih dari satu yang ingin mengais rezekinya, hanya beberapa menit saja untuk berjualan karena bus tersebut lewat tol jadi bisa dipastikan sekitar 20 - 30 menit bus itu akan sampai pintu tol berikutnya
ada juga pembeli yang bohong, saat gue naruh 3 bungkus kacang dan gue balik lagi untuk ngambil eh ternyata dia beli satu doang, terus yang satu dikembalikan dan yang satu lagi ngumpet gak tahu dimana dan sekarang masih mencari teka teki besar
dari seharian berjualan, hasilnya sungguh memuaskan, modal gue udah balik, dan dengan sangat bodohnya saat itu gue putusin untuk membeli bahan baku lage, kali ini gue sendirian.
Yap, stock barang gue udah banyak dan siap untuk beraksi kembali
Hari ke-3...
Gue udah mulai males untuk melanjutkan misi ini, dan hari-hari senanjutnya rasa males itu semakin membunuhku dan akhirnya bahan baku yang gue jual gue bagi-bagi ke temen kampus gue...
Buat loe yang lagi jobless alias gak kerja ato nganggur cara ini bisa loe lakuin untuk ngisi waktu libur loe dan nunggu panggilan dari perusahaan yang loe lamar...
Ini juga bisa loe lakuin untuk menambah rasa percaya diri loe ngadepin orang banyak di muka umum.
SELAMAT MENCOBA...
Monday, January 21, 2013
Sekaten
Mungkin kalian yang tinggal di daerah sekitar Solo dan Jogya sudah gak asing lagi mendengar apa itu Sekaten, yap Sekaten begitu orang-orang mengenalnya. Sekaten adalah tradisi dari abad ke 15 oleh wali songo dalam mengajarkan agama Islam.
Ada beberapa susunan acara dalam sekaten dimulai dari menabuh gamelan pusaka Kyai Guntur Madu dan kyai Guntur Sari, hingga Gunungan sebagai puncak acara.
Yap, sekaten banyak ditunggu oleh masyarakat sekitar keraton baik dari golongan bawah sampai golongan atas, bahkan turis asing pun juga tak luput untuk menyaksikan ritual keraton tersebut.
banyak pihak yang dapat keuntungan dari adanya sekaten, pertama untuk mendongkrak pariwisata dengan mendatangkan turis lokal maupun turis asing, memberi matapencaharian baru untuk pedagang musiman karena terdapat pasar murah dari pagi hingga malam di alun-alun keraton, buat anda yang suka akan kuliner juga berpesta jajanan tradisional yang murah dan dijamin enak.
ada yang dominan saat acara sekaten yaitu banyak penjual "kinang" dengan harga yang murah, banyak pula penjual pecut dan jaran kepang, penjual ndog asin juga berserakan dimana-mana dan mudah dijumpai dan tak sedikit cenderamata dan hasil kerajinan yang kebanyakan buatan tangan juga berjajar disepanjang jalan.
layaknya pesta rakyat yang dipenuhi dengan keceriaan dan kegembiraan, di tengah tengah acara tersebut ada komedi putar dengan berbagai jenis permainan anak - anak yang aman untuk dinaiki. Ini bertujuan agar orang tua juga turut serta membawa anak-anak mereka bergembira bersama.
jadi inget waktu jaman STM dulu, gue bela-belain untuk ke Solo hanya untuk melihat sekaten doang, padahal sekolah gue jauh banget dan butuh waktu lebih dari 2 jam perjalan untuk nyampe ke lokasi. untung saja waktu itu lagi ada meeting class so pulang lebih awal.
tanpa ragu lagi gue putusin untuk melihat keunikan tradisi tersebut. Gue yang memang suka melancong bahkan sendirian pun melancong gak jadi masalah buat gue.
ramainya pengunjung menambah semangat gue untuk muteri alun-alun menjadi membara hingga berdempetan dengan orang lain jadi tantangan tersendiri bagi gue. Susah payah menyusuri pintu masuk dengan kanan kiri pedangan kaki lima menjajakan barang dagangannya. Gue bangga punya budaya ini....
dari asyiknya jalan tak terasa gue nyampe di pendopo gamelan dan terdengar bunyi gamelan yang melantukan tembang jawa, suaranya lemah lembut seakan gue hanyut dan ingin segera memejamkan mata.
suasana tenang sejuk dan damai gue rasakan waktu berada si dalam masjid Agung keraton saat sholat, rasanya seperti berada di surga, angin semilir mengalir dengan tenang walaupun badan gue udah bengkak-bengkak lenyap sudah dengan suasana yang tak gue lupakan. Rasanya gue ingin tinggal dan ngontrak dimasjid tapi takut ujungnya dikasih duit terus diusir pake kaki...
perjalanan gue berlanjut untuk cari cindera mata, dari kejauhan terlihat rombongan anak muda yang berjumlah tiga orang sedang berjalan kearah gue, dua cewek dan satu cowok nampaknya sangat senang dengan ketawa-ketiwi, dengan pedenya gue manarik kesimpulan kalo mereka sedang ngebicarakan gue, tapi gue tetap bersikap cool dan sesolah-olah gak terjadi apa-apa, tapi kenyataannya gue malah kayak orang gila yang baru kabur dari ambulance...
akhirnya hal itu terjadi juga...
ketika gue dan mereka berpapasan tiba-tiba salah satu dari mereka menyapa gue "hei cowok sendirian aja, ntar ilang lho"
hati gue langsung dag dig dug dan ingin jungkir balik dari Solo ke Jakarta sambil bilang "WOW"
mereka langsung berlalu meninggalkan gue yang masih terkapar menunggu tim SAR datang membawa boraks buat ngawetin kejadian tadi.
gue juga gak nyadar yang bilang itu salah satu dari kedua cewek itu ataukah sang cowoknya, tapi gue gak mikir muluk-muluk takut nanti stres rambut gue beruban dan berujung kebotakan.
hal itu berlanjut hingga nyampe rumah gue, ya jelas saja cowok mana yang gak berkembang-kembang kalo disapa oleh seorang cewek gitu, hingga di depan cermin aja gue masih sok cool dan bergaya ala artis dan top model...
this is my memory...
Ayo guys jangan lupa pergi ke SEKATEN selain melestarikan budaya kita dapat senangnya lho...jangan sampai ketinggalan....
VISIT SEKATEN....
Monday, January 7, 2013
Stupid Men
Ngidam...mungkin itu identik dengan orang yang sedang hamil muda, dengan permintaan yang aneh - aneh dan gak seperti biasanya dan itu harus dituruti oleh sang suami, orang tua, tetangga, sahabat, teman dan semua orang yang terlibat oleh permintaan si pengidam tersebut. Konon katanya kalau tidak dituruti bakal nge-ces dah si jabang bayi kelak.
Boleh percaya boleh ndak, hanya mitos aja tapi kalau mau dibuktikan silakan anda masuk lagi silakan klik MASUK
Tapi ngidam yang ini bukan sembarang ngidam, bukan juga seperti acara di statiun tv swasta "Gara - Gara Nizam" yang suka bikin heboh siapa aja....
Bicara soal hantu, pasti akan memikirkan sosok yang fenomenal sperti Pocong, Genderuwo, Kuntilanak, Tuyul, Suster ngesot, Setan Budeg, hingga Kakek Cangkul dan Nenek Gayung ikut terseret dalam lembah kehantuan.
Ceritanya dimulai ketika gue dan prend gue Jack, yang jelas bukan Jack Sparrow dalam film Pirates of the Caribbean, bukan juga Jack Dawson lawan main Rose DeWitt Bukater dalam film Titanic yang fenomenal itu. Temen gue terlalu bagus untuk itu dan gak masuk nominasi.
Tapi Jack disini temen sekaligus sahabat gue, orangnya gokil abis sampe gak punya kemaluan, OPSSS... maksud gue gak punya rasa malu plus bumbu malu-maluin...bayangin aja ngupil di depan gue terus hasil jarahan emas murninya dikasih ke gue pake dibungkus kado segala...
Awal kisah kita mulai ketika libur kerja, kita berdua memang suka ngebolang bareng dari berburu pisang hingga berburu macan.
Berbekal tekad bulat dan semangat 45 kita berdua menyusuri lorong nan gelap dan penuh semak belukar, sepi sunyi, hanya terdengar suara jangkrik bernyanyi yang mengisyaratkan kami untuk bergegas dari tempat tersebut...
Dari kejauhan terlihat sesosok bayangan hitam berjalan, perpadu dengan gelapnya malam dan kakinya tak terlihat. Bulu alis gue naik hingga kekening dan menjalar ke ubun-ubun, hati gue dag dig dug dan gue merasakan ada sesuatu yang aneh di kaki, lambat laun mulai basah, hangat dan dingin, ketika gue lihat gue kaget hingga langit tingkat tujuh, kaki gue masuk ke parit dengan bau parfum kelas satu.
Muter-muter gak jelas dalam swalayan, terdengar sayup - sayup suara ketawa mbak sundel...
"Hii...hihihi...hii...hihihii..."
Gue celingukan kayak orang bego kejatuhan tangga dan hampir waras, gue tanya Jack tentang suara tersebut tapi gak dengar suara apa-apa.
Bulu ketek gue mulai berdiri dan bergetar beriringan dengan bau khasnya mulai berontak seperti walang sangit yang mulai terancam oleh kedatangan musuhnya.
Setelah melakukan investigasi serta mempertimbangkan, menitikberatkan dan mengkonsolidasi bukti0bukti terkait ternyata suara tersebut keluar dari loudspeaker swalayan yang sedang memutar lagu....
Tak lama kami muter-muter gak jelas dan si hijau muda jadi pilihan utama, secara bergantian menikmati pilihan tersebut di bawah pohon ditrotoar yang gelap dan sepi di ujung jalan.
Korban tak berusaha berontak dan pasrah dengan kejadian tersebut, mungkin itu jadi pilihan utama dari pada hal yang tak diinginkan tersebut terjadi.
Tak henti-hentinya gue dan Jack menikmati semua itu, dan "Pluph..." beberapa cairan muncrat mengenai muka dan tangan gue ketika gue mencoba menekan untuk melihat isinya dan Jack malah tertawa melihat gue belepotan.
Dari asyiknya dan keseriusan menikmati tersebut ada sesuatu yang janggal.
Bulu - bulu yang gue punya mulai berdiri dan siap mengambil langkah seribu tatkala gue merasakan sesuatu yang hangat di kaki kanan gue, terasa angin dingin mulai bergerak dibelakan gue dan mencoba membuktikan adas esuatu yang ganjil disana.
Gue cerita ke Jack tentang hal tersebut dan Jack dengan muka cueknya nyuruh gue santai. Jiah...dalam kondisi seperti ini masih aja tetap santai...hati gue udah mulai bag big bug dengan denyut janting naik turun seperti habis maraton keliling Jawa.
Gue coba santai dan menyikapi gak ada apa-apa, tapi sesekali hawa panas itu mulai menyerang lagi di kaki kanan gue. Dan Jack mulai membaca mantra-mantranya...
Beberapa surat pendek keluar dari mulut gue dan Jack, tapi mahkluk itu jak kunjung pula jera dan pergi malah semakin gila dengan sering menunjukan aura panasnya. Hati gue sudah luluh lantah, setelah menghabiskan anggur hijau yang kita beli tadi langsung cabut ninggalin sarang tersebut...
setelah gue lapor ke kak Seto mengenai kejadian tersebut dan setelah penerawangan dari ki Joko Bego dibantu oleh team investigasi dari Silet dan densus 88 ternyata hembusan hawa panas tersebut berasal dari lubang pembuangan air yang berada dibawah trotoar tempat kami beraksi.
Dan akhirnya predikat dan penghargaan Stupid Men berhasil gue raih dengan sukses.
Subscribe to:
Posts (Atom)