Dunia ini berputar, seperti bola yang ditendang Si Madun,
bola pingpong yang masuk kantong kosong...
bolehkah aku membelai, rambutmu yang krebo seperti Aliya biangkerok...
lho kok malah acara sinetron gini...
Kehidupan manusia seperti air laut yang kadang pasang kadang surut, bisa diibaratkan suatu saat kita ada diatas dengan segala apa yang kita punya dan ada kalanya kita dibawah dengan keterbatasan yang kita bisa.
kali ini gue akan bercerita tentang seorang sahabat yang menginspirasi gue untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Sebut saja dia Tofa, yap!!! sahabat gue dari SMK dulu.
Tofa orangnya agamis dan selalu tekun dalam beribadah, dia anak yatim dan hidup secara mandiri dari kecil, Tofa adalah anak sulung dari empat bersaudara, mempunyai watak yang saling membantu tanpa pamrih serta humoris dengan wajah yang berbentuk kotak dan teman-teman biasa sebut spongebob...
Singkat cerita setelah luluys SMK, Tofa berangkat merantau duluan dengan teman-teman yang lain karena gue gak lolos Seleksi Test dari perusahaan terkait. Gue ikhlasin aja kepergian teman-teman gue mungkin itu rezeki mereka. Gue gak putus asa untuk ngejar rezeki itu hingga Yogja. Saking Bodoh dan Dungu nya gue, wawancara pakai SENDAL JEPIT pengalaman pertama yang tak mungkin gue lupakan dalam sepanjang sejarah hidup gue. Ya jelas saja gue ditolak mentah-mentah,,,bagai sayur tanpa garam, gak ada rasanya...
Beberapa bulan kemudian gue dapat panggilan kerja dan itu pengalaman pertama gue kerja dan merantau jauh dari keluarga. Gue dengar dengan telinga kelinci gue sendiri ditambah mata sapi gue sendiri, "Cah cilik kok wis kerjo, sekolah wae mengko goleki mbok'e" kata seorang supervisor di perusahaan itu.
Gue emang masih kecil dan unyu-unyu terus masalah buat loe...
Hingga akhirnya gue bertemu dengan Tofa di perantauan. Gak banyak yang berubah dari dia dan yang jelas dia lebih tekun beribadah.
Terdengar kabar bahwa Tofa telah habis kontrak dengan perusahaannya, gue ikut prihatin dan bantu untuk cari info LOWKER.
Gue tercengang dan kaget hingga jatuh dari lantai 13 kebawah nabrak tronton, ketika gue main ke kontrakannya. Banyak bungkusan kacang telor yang disuguhkan ke gue...
"Masak sih beli kacang sebanyak itu? kurang kerjaan aja" pikir gue dalam hati.
Gue gak enak hati tanya langsung ke Tofa takut ntar tersinggung.
Beberapa kemudian gue denger kabar kalo Tofa memang udah gak kerja dan jadi pedagang asongan untuk bertahan hidup di rantau.
Gue sangat prihatin dengan Tofa, gimana perasaannya dan kondisinya saat itu, ditambah adik-adiknya masih sekolah dan butuh biaya yang tak sedikit sedangkan ibunya adalah penjual di pasar tradisional yang gak bisa dipastikan penghasilan perharinya.
Tapi gue salut dengan kegigihannya untuk tidak putus asa, selalu ada cara untuk meraih impian dan yang jelas cara yang positif yang dipakainya.
kegigihan dan perjuangannya pun tak sia-sia, lamaran yang dikirimnya satu per satu berbunga dan sekarang giliran Tofa untuk memilih bunga mana yang akan ia petik.
lari-lari mengejar bunga hingga durinya pun tak ia rasakan saat menusuk tangan dan hatinya
hingga akhirnya bunga impian tergenggam erat di tangannya, walaupun akan lalu dimakan waktu itu cukup untuk bertahan beberapa waktu...
dan insiden tersebut terjadi tanpa di undang dan tanpa di jemput...
Awalnya gue hanya mengajuin cuti 1 hari, ternyata Allah memberikan gue lebih, akhirnya gue harus rela cuti panjang dan selamanya ketika si jago merah marah, dengan brutalnya menghabiskan apa yang ada dihadapannya. Hanya sekejap tak kurang dari 2 jam dengan sukses dan predikat Cumlude
Gue hanya bisa diam menatap kosong didepan si jago merah, gue gak tahu apa yang akan terjadi didepan dan gue pasrah...
Setelah peristiwa malam kelam itu akhirnya gue jadi pengangguran dengan sukses. Gue bisa lebih bebas dai biasanya tanpa ada ikatan waktu untuk kerja dan gue juga bisa lebih lama untuk nongkrong dan ngumpul barem temen-temen kampus, gue nikmatin itu semua seperti air mengalir mencari titik terendah hingga bayaran kuliah pun ikut nunggak dan persediaan bahan baku perusahaan di atm gue juga ikut menipis.
Bulu ketek gue panas kebakaran bingung apa yang akan gue lakuin, lamaran sudah gue kirim kemana-mana dan akhirnya ucapan terima kasih yang gue dapat.
Sempat terpikir apa yang pernah dilakukan oleh Tofa. Yap! Pedangang asongan.
Gue gak pikir panjang dan yang terpenting gue bisa makan dan mengisi hari-hari gue dengan kegiatan.
Lama sekali mencocokan waktu gue kuliah dan waktu luang Tofa.
Hingga pada akhirnya gue terus terang ke Tofa untuk gue gali ilmunya dalam hal Asongan.
Tofa memberikan penjelasan gimana kejamnya jadi asongan.
Tekat gue udah bulat sekarang bukan seperti bola lagi tapi seperti bakso...
So hari training pun dimulai,
sebenarnya Tofa sudah gak lama berhenti semenjak kerja lagi, tapi di bela-belain untuk ngajarin gue,
gue juga tahu kalau gak hanya jualan kacang dan permen aja yang pernah dilakukannya, tapi ganti-ganti mengikuti apa yang sedang trend, pernah juga dia jualan senter serba guna, ada juga terompet, korek kuping elastis juga pernah dia jual, stiker bernuansa islamic itu yang terakhir yang ia ajarkan ke gue...
area jualnya hanya dalam bis antar kota saja, dari halte ke halte...
dan gak sedikit yang melakukan profesi ini, bahkan ada juga anak kecil hingga wanita hamil pun juga menaruh rezekinya dalam profesi ini.
Saingannya gak hanya penjual kacang dan permen serupa, tapi juga ada penjual buku, aneka barang dan pengamen.
Gue hanya satu cloter cukup untuk belajar singkat hari ini, dari tol barat Cikarang - Jatibening, Jatibening - Komdak, Komdak - Jatibening, Jatibening - Cibitung, Cibitung - Terminal Cikarang.
Untuk bahan-bahannya tebilang murah dan mudah didapat, gue diajak Tofa untuk belanja di pedagang grosir di daerah Jatibening, dan kita tinggal bungkus sendiri sesuai selera dirumah. Dengan duit Rp. 50.000 kita bisa dapat kacang telor, permen jahe dan permen asam beserta plastik dan label namanya.
Hari ke-2...
Ini jadi awal gue jadi pedagang asongan, yap dengan plastik besar berisikan kacang dan permen gue masukan ke tas, gue masih malu kalau ketahuan tetangga atau temen kontrakan gue...
Setelah masuk bis dan gue langsung beraksi di depan banyak orang,
gue gugup dan stres tingkat kecamatan, pertama kali gue ngomong didepan orang banyak dengan situasi dan kondisi di dalam bus.
keringat dingin keluar, suara gue bergetar perut gue juga protes dengan kejadian ini,
nasi telah jadi lontong, but show must go on....
gue berjalan dari depan ke belakang sambil membagikan barang gue, tak lupa senyum gue lontarkan kepada mereka yang diem dan pura-pura gak liat bahkan pura-pura tidur,
pertama kali lumayan, 5 bungkus terjual dan Rp. 5000 masuk kantong saya,
dalam berjualan di bus juga ada aturannya, apalagi dalam bus tersebut ada lebih dari satu yang ingin mengais rezekinya, hanya beberapa menit saja untuk berjualan karena bus tersebut lewat tol jadi bisa dipastikan sekitar 20 - 30 menit bus itu akan sampai pintu tol berikutnya
ada juga pembeli yang bohong, saat gue naruh 3 bungkus kacang dan gue balik lagi untuk ngambil eh ternyata dia beli satu doang, terus yang satu dikembalikan dan yang satu lagi ngumpet gak tahu dimana dan sekarang masih mencari teka teki besar
dari seharian berjualan, hasilnya sungguh memuaskan, modal gue udah balik, dan dengan sangat bodohnya saat itu gue putusin untuk membeli bahan baku lage, kali ini gue sendirian.
Yap, stock barang gue udah banyak dan siap untuk beraksi kembali
Hari ke-3...
Gue udah mulai males untuk melanjutkan misi ini, dan hari-hari senanjutnya rasa males itu semakin membunuhku dan akhirnya bahan baku yang gue jual gue bagi-bagi ke temen kampus gue...
Buat loe yang lagi jobless alias gak kerja ato nganggur cara ini bisa loe lakuin untuk ngisi waktu libur loe dan nunggu panggilan dari perusahaan yang loe lamar...
Ini juga bisa loe lakuin untuk menambah rasa percaya diri loe ngadepin orang banyak di muka umum.
SELAMAT MENCOBA...
No comments:
Post a Comment