Ngidam...mungkin itu identik dengan orang yang sedang hamil muda, dengan permintaan yang aneh - aneh dan gak seperti biasanya dan itu harus dituruti oleh sang suami, orang tua, tetangga, sahabat, teman dan semua orang yang terlibat oleh permintaan si pengidam tersebut. Konon katanya kalau tidak dituruti bakal nge-ces dah si jabang bayi kelak.
Boleh percaya boleh ndak, hanya mitos aja tapi kalau mau dibuktikan silakan anda masuk lagi silakan klik MASUK
Tapi ngidam yang ini bukan sembarang ngidam, bukan juga seperti acara di statiun tv swasta "Gara - Gara Nizam" yang suka bikin heboh siapa aja....
Bicara soal hantu, pasti akan memikirkan sosok yang fenomenal sperti Pocong, Genderuwo, Kuntilanak, Tuyul, Suster ngesot, Setan Budeg, hingga Kakek Cangkul dan Nenek Gayung ikut terseret dalam lembah kehantuan.
Ceritanya dimulai ketika gue dan prend gue Jack, yang jelas bukan Jack Sparrow dalam film Pirates of the Caribbean, bukan juga Jack Dawson lawan main Rose DeWitt Bukater dalam film Titanic yang fenomenal itu. Temen gue terlalu bagus untuk itu dan gak masuk nominasi.
Tapi Jack disini temen sekaligus sahabat gue, orangnya gokil abis sampe gak punya kemaluan, OPSSS... maksud gue gak punya rasa malu plus bumbu malu-maluin...bayangin aja ngupil di depan gue terus hasil jarahan emas murninya dikasih ke gue pake dibungkus kado segala...
Awal kisah kita mulai ketika libur kerja, kita berdua memang suka ngebolang bareng dari berburu pisang hingga berburu macan.
Berbekal tekad bulat dan semangat 45 kita berdua menyusuri lorong nan gelap dan penuh semak belukar, sepi sunyi, hanya terdengar suara jangkrik bernyanyi yang mengisyaratkan kami untuk bergegas dari tempat tersebut...
Dari kejauhan terlihat sesosok bayangan hitam berjalan, perpadu dengan gelapnya malam dan kakinya tak terlihat. Bulu alis gue naik hingga kekening dan menjalar ke ubun-ubun, hati gue dag dig dug dan gue merasakan ada sesuatu yang aneh di kaki, lambat laun mulai basah, hangat dan dingin, ketika gue lihat gue kaget hingga langit tingkat tujuh, kaki gue masuk ke parit dengan bau parfum kelas satu.
Muter-muter gak jelas dalam swalayan, terdengar sayup - sayup suara ketawa mbak sundel...
"Hii...hihihi...hii...hihihii..."
Gue celingukan kayak orang bego kejatuhan tangga dan hampir waras, gue tanya Jack tentang suara tersebut tapi gak dengar suara apa-apa.
Bulu ketek gue mulai berdiri dan bergetar beriringan dengan bau khasnya mulai berontak seperti walang sangit yang mulai terancam oleh kedatangan musuhnya.
Setelah melakukan investigasi serta mempertimbangkan, menitikberatkan dan mengkonsolidasi bukti0bukti terkait ternyata suara tersebut keluar dari loudspeaker swalayan yang sedang memutar lagu....
Tak lama kami muter-muter gak jelas dan si hijau muda jadi pilihan utama, secara bergantian menikmati pilihan tersebut di bawah pohon ditrotoar yang gelap dan sepi di ujung jalan.
Korban tak berusaha berontak dan pasrah dengan kejadian tersebut, mungkin itu jadi pilihan utama dari pada hal yang tak diinginkan tersebut terjadi.
Tak henti-hentinya gue dan Jack menikmati semua itu, dan "Pluph..." beberapa cairan muncrat mengenai muka dan tangan gue ketika gue mencoba menekan untuk melihat isinya dan Jack malah tertawa melihat gue belepotan.
Dari asyiknya dan keseriusan menikmati tersebut ada sesuatu yang janggal.
Bulu - bulu yang gue punya mulai berdiri dan siap mengambil langkah seribu tatkala gue merasakan sesuatu yang hangat di kaki kanan gue, terasa angin dingin mulai bergerak dibelakan gue dan mencoba membuktikan adas esuatu yang ganjil disana.
Gue cerita ke Jack tentang hal tersebut dan Jack dengan muka cueknya nyuruh gue santai. Jiah...dalam kondisi seperti ini masih aja tetap santai...hati gue udah mulai bag big bug dengan denyut janting naik turun seperti habis maraton keliling Jawa.
Gue coba santai dan menyikapi gak ada apa-apa, tapi sesekali hawa panas itu mulai menyerang lagi di kaki kanan gue. Dan Jack mulai membaca mantra-mantranya...
Beberapa surat pendek keluar dari mulut gue dan Jack, tapi mahkluk itu jak kunjung pula jera dan pergi malah semakin gila dengan sering menunjukan aura panasnya. Hati gue sudah luluh lantah, setelah menghabiskan anggur hijau yang kita beli tadi langsung cabut ninggalin sarang tersebut...
setelah gue lapor ke kak Seto mengenai kejadian tersebut dan setelah penerawangan dari ki Joko Bego dibantu oleh team investigasi dari Silet dan densus 88 ternyata hembusan hawa panas tersebut berasal dari lubang pembuangan air yang berada dibawah trotoar tempat kami beraksi.
Dan akhirnya predikat dan penghargaan Stupid Men berhasil gue raih dengan sukses.
No comments:
Post a Comment